Kualitas iman seseorang dapat diukur dengan komitmennya terhadap penegakan ajaran Islam, baik kaitannya dengan kehidupan pribadi maupun ke-masyarakatan. Salah satu tolok ukur yang dapat dilihat dalam hubungannya dengan hal di atas adalah komitmen penegakan umat Islam terhadap rukun Islam yang ada. Utamanya dalam hal ini adalah shalat.
Shalat lima waktu merupakan kewajiban bagi setiap muslim. Bahkan shalat merupakan kewajiban pertama setelah keimanan kepada Allah SWT. Artinya, setelah pengakuan kebenaran adanya Allah dan utusannya Rasulullah SAW, shalat merupakan manifestasi keimanan yang pertama. Akan tetapi, apabila kita hayati secara mendalam, shalat merupakan ibadah yang sangat terasa manfaatnya bagi diri manusia itu sendiri, terutama mengenai kesehatan sehingga hal itu dirasakan sebagai kebutuhan yang tidak dapat ditinggalkan.
Shalat akan menjadikan manusia bersikap tawadhu', rendah hati, tidak sombong dan tidak angkuh. Anggota tubuh kita yang paling terhormat adalah kepala, akan tetapi di hadapan Allah pada waktu shalat menjadi sama rendahnya dengan telapak kaki. Karenanya, orang yang tawadhu' sadar akan kedudukan (maqam) nya di hadapan Allah.
Manusia akan merasakan kebahagian yang hakiki manakala ia merasa begitu dekat dengan Allah. Manusia yang dekat dengan Tuhan senantiasa hidup tenteram dan damai. Segala bentuk tantangan dan godaan duniawi tidak akan bisa mempengaruhi dan mengotori batinnya sehingga gerakgerik dan perilakunya selalu mendapat petunjuk dan penerangan dari-Nya. Untuk mencapai itu, tentu manusia harus rajin menghadap dan mendekatkan diri kepada-Nya.
Dalam konteks ini Allah SWT telah memberikan jalan yang harus ditempuh, yaitu shalat.
Shalat itu merupakan kunci surga dan merupakan penyekat yang menghalangi panasnya api neraka jahannam. Semua orang Islam sudah maklum bahwa shalat lima waktu adalah kewajiban yang utama lagi penting, semua orang Islam lakilaki maupun perempuan wajib mengamalkan selama hidupnya .
Sama sekali tidak ada alasan bagi kaum muslimin kewajiban shalat ini untuk ditinggalkan walaupun sedang dimana kita berada, pendek kata shalat musti dikerjakan. Rasulullah SAW bersabda: "Shalat adalah tiang agama. Barang siapa mendirikan shalat, berarti ia mendirikan agama. Dan barang siapa meninggalkannya berarti ia merobohkan agama ".
Jadi apabila ada orang yang mengaku beragama Islam, tetapi tidak mau shalat, berarti pengakuannya itu tidaklah benar. Dan orang yang semacam itu ditetapkan masuk neraka. Dari uraian singkat diatas dapatlah ditarik beberapa pengertian :
- Kalau kita hendak mengetahui kematangan Islam seorang muslim, lihatlah amalan shalatnya
- Selagi seorang itu masih biasa mengabaikan shalat, sangat boleh jadi Islam dalam dirinya belum matang
- Sebaliknya, setiap orang yang ta'at ibadatnya menunjukkan Islamnya sudah matang benar
Jika sholat benarbenar di laksanakan secara tuma'ninah (tenang) dan kontinyu Insya Allah shalat kita dapat menghapus dosa dan kesalahan, disamping itu juga gerakan gerakan yang ada di dalam shalat dapat menyehatkan fisik dan bahkan dapat berfungsi sebagai pencegah penyakit.
Secara spesifik, shalat Tahajjud dan shalat Subuh yang kita lakukan selama ini telah banyak dibuktikan oleh umat muslim bahwa memiliki efek terafis (pengobatan) terhadap penyakit kanker dan jantung. Kalau dilihat persfektif shalat secara umum bahwa gerakangerakan khas dalam shalat disinyalir juga menyehatkan. Sholat laksana olahraga fisik yang memancarkan efek kesehatan bagi tubuh.
Shalat dianggap sebagai amalan ibadah yang paling proporsional bagi anatomi tubuh manusia. Gerakangerakannya sudah sangat melekat dengan gesture ( gerakan khas tubuh) seorang muslim. Namun pernahkah terpikirkan oleh kita manfaat masingmasing gerakan itu? Sudut pandang ilmiah menjadikan sholat sebagai gudang obat bagi berbagai jenis penyakit.
Berdiri tegak, ber-takbiratul ihram, lalu mengangkat kedua tangan sejajar dengan telinga atau bahu dan melipatnya di depan dada bagian bawah. Gerakan seperti ini malancarkan darah, getah bening (limpe) dan kekuatan otot lengan, posisi jantung di bawah otak memungkinkan darah mengalir lancar keseluruh tubuh. Saat mengangkat kedua tangan otot bahu merenggang sehingga aliran darah kaya akan oksigen menjadi lancar. Kemudian kedua tangan didekapkan di depan dada bagian bawah. Sikap ini menghindar dari berbagai gangguan persendian, khususnya pada tubuh bagian atas.
Ruku', yakni dalam posisi yang sempurna ditandai dengan tulang belakang yang lurus, sehingga bila diletakan segelas air diatas punggung tersebut tak akan tumpah. Posisi kepala lurus dengan tulang belakang, postur ini bermanfaat menjaga kesempurnaan posisi dan fungsi tulang belakang sebagai penyangga tubuh dari pusat syaraf. Posisi jantung sejajar
dengan otak, maka aliran darah maksimal pada tubuh bagian tengah, tangan yang bertumpu di lutut berfungsi relaksasi bagi otot bahu hingga ke bawah. Selain itu, rukuk adalah latihan kemih untuk mencegah gangguan prostat.
I'tidal, yakni posisi bangun dari rukuk, tubuh kembali tegak setelah mengangkat kedua tangan setinggi telinga atau bahu. I'tidal adalah variasi postur setelah rukuk dan sebelum sujud, gerak berdiri bungkuk, berdiri sujud merupakan latihan pencernaan yang baik, organorgan pencernaan di dalam perut mengalami pemijatan dan pelonggaran secara bergantian. Efeknya pencernaan menjadi lebih lancar.
Sujud, yakni posisi menungging dengan meletakan kedua tangan, lutut, ujung kaki, dan dahi pada lantai. Manfaatnya aliran getah bening dipompa kebagian leher dan ketiak. Posisi jantung diatas otak menyebabkan darah kaya oksigen bisa mengalir maksimal ke otak. Aliran ini berpengaruh pada daya pikir seseorang, sehingga dapat memacu kecerdasan. Karena itu lakukanlah sujud dengan tuma'ninah. Jangan tergesagesa agar darah mencukupi kapasitasnya di otak. Postur ini juga menghindarkan gangguan wasir, khusus bagi wanita, baik rukuk maupun sujud memiliki manfaat luar biasa bagi kesuburan dan kesehatan organ wanita, juga memudahkan proses persalinan.
Duduk, terdapat dua macam, yaitu iftirasy pada tahyat awal dan tawarruk pada tahyat akhir. Perbedaan terletak pada posisi telapak kaki. Manfaatnya, saat duduk iftirosy kita bertumpu pada pangkal paha yang terhubung dengan syaraf nervus atau ischiadus. Posisi ini menghindarkan nyeri pada pangkal paha yang sering menyebabnya penderitanya tak mampu berjalan. Duduk tawarruk sangat baik bagi pria
sebab tumit menekan aliran kandung kemih (uretra), kelenjar kelamin pria (prostat) dan saluran vas deferen. Jika dilakukan dengan benar, postur ini mencegah impotensi. Variasi posisi telapak kaki pada iftirosy dan tawarruk menyebabkan seluruh otot tungkai turut merenggang dan relaks kembali. Gerakan dan tekanan harmonis inilah yang menjaga kelenturan dan kekuatan organorgan gerak kita.
Salam, yakni gerakan memutar kepala ke kanan dan kekiri secara maksimal. Manfaatnya adalah relaksasi otot sekitar leher dan kepala menyempurnakan aliran darah dikepala, gerakan ini mencegah sakit kepala dan menjaga kekencangan kulit wajah.
Dari pemaparan tentang fadhilah gerakan sholat bagi kesehatan, ada sebuah riwayat yang shahih dari Abu Hurairah ra, ia berkata: "Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda, 'Bagaimana pendapat kalian seandainya ada sebentang sungai di depan pintu salah seorang diantara kalian, ia mandi dari sungai itu setiap hari lima kali, apakah masih tersisa kotoran?' Para sahabat menjawab: 'Tidak!' Nabi Muhammmad SAW berkata, 'Maka demikianlah perumpamaan shalat lima waktu, denganya Allah menghapus semua kesalahan".
Mungkin kita bertanya-tanya `bagaimana seandainya ada seseorang berolahraga lima kali sehari, dengan melakukan gerakangerakan khusus yang menyehatkan fisik'. Apakah tidak mungkin ia akan menjadi orang yang paling sehat di dunia ini? Tentunya hal ini sangat mungkin sekali. Jika shalat dilaksanakan secara tuma'ninah, tenang dan kontinyu, insya Allah sholat kita di samping sebagai penghapusan dosa dan kesalahan, juga bisa berfungsi sebagai penghapus segala penyakit.
DR. Aidh al-Qarni menulis dalam bukunya yang berjudul LA TAHZAN (JANGAN BERSEDIH!) : “Wahai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat. Sesungguhnya Allah
beserta orang-orang yang sabar” (QS. Al-Baqarah: 153). Jika Rasulullah ditimpa sebuah ketakutan, maka dia akan segera melakukan shalat. Pernah dia berkata kepada Bilal, “Wahai Bilal, tentramkan (hati) kita dengan shalat! Pada kali lain beliau bersabda, “Ketenanganku ada pada shalat”. Jika hati terasa menyesak, masalah yang dihadapi terasa sangat rumit, dan tipu muslihat sangat banyak, maka bersegeralah datang ke tempat shalat, dan shalatlah. Jika hari-hari menjadi gelap gulita, malam-malam mencekam, dan kawan-kawan berpaling, maka lakukanlah shalat.
beserta orang-orang yang sabar” (QS. Al-Baqarah: 153). Jika Rasulullah ditimpa sebuah ketakutan, maka dia akan segera melakukan shalat. Pernah dia berkata kepada Bilal, “Wahai Bilal, tentramkan (hati) kita dengan shalat! Pada kali lain beliau bersabda, “Ketenanganku ada pada shalat”. Jika hati terasa menyesak, masalah yang dihadapi terasa sangat rumit, dan tipu muslihat sangat banyak, maka bersegeralah datang ke tempat shalat, dan shalatlah. Jika hari-hari menjadi gelap gulita, malam-malam mencekam, dan kawan-kawan berpaling, maka lakukanlah shalat.
Dr. Alexis Carel, seorang Pemenang hadiah nobel dalam bidang kedokteran, dan Direktur riset Rockfeller Foundation Amerika, memberikan pernyataan sebagai berikut: “Sholat memunculkan Aktifitas pada perangkat
tubuh dan anggota tubuh. Bahkan sebagai sumber aktifitas terbesar yang dikenal sampai saat ini. Sebagai seorang dokter, saya melihat banyak pasien yang gagal dalam pengobatan, dan dokter tidak mampu mengobatinya. Lalu, ketika pasien-pasien membiasakan Sholat, justru penyakit mereka hilang. Sesungguhnya Sholat bagaikan tambang Radium yang menyalurkan sinar dan melahirkan kekuatan diri. Sholat menciptakan fenomena yang mencengangkan, mendatangkan Mukjizat”. Semua gerakan, sikap dan prilaku dalam Sholat dapat melemaskan otot yang kaku, mengendorkan tegangan system syaraf, menata dan mengkonstruksi persendian tubuh, sehingga mampu mengurangi (atau bahkan menghilangkan) stress, kekejangan, rheumatik, pegal-linu, encok, dan semua penyakit syaraf dan persendian lainnya. Sholat juga merupakan terapi psikis yang bersifat kuratif, preventif, dan konstruktif sekaligus. Kebersihan dalam sholat merupakan proses untuk mencapai kesehatan, sedangkan kesehatan merupakan hasil dari kebersihan. Karena itu, sholat merupakan terapi bagi penyakit manusia, baik penyakit fisik maupun psikis.
Joe H. Slate, Ph.D (psikolog berlisensi, profesor, dan pendiri Parapsychology Research Foundation), dalam bukunya yang berjudul Energi Aura ”memanfaatkan energi aura untuk menjaga kesehatan dan meraih keberhasilan karier”, menulis : Tahap intervensi menyeluruh merupakan strategi pemberdayaan diri yang terstruktur yang memanfaatkan relaksasi fisik, pembayangan mental, dan ucapan-ucapan positif untuk menyuntik aura dengan energi yang dahsyat. Untuk tujuan perbandingan, tahapan tersebut mencakup melihat aura ”sebelum dan sesudahnya”. Tahapan itu memperkenalkan teknik-teknik khusus yang dirancang untuk menciptakan kondisi mental, fisik, dan spiritual yang sepenuhnya yang, pada gilirannya, memberi tenaga padaaura. Tahapan puncak adalah memberi peneguhan yang kuat mengenai kesejahteraan. Tahapan dapat dilengakpi dengan teknik-teknik yang berkaitan dengan sasaran-sasaran terntentu, seperti membuang kebiasaan yang tidak dikehendaki, mengatasi stres, atau meraih sukses dalam tugas tertentu.
H.M Taufik Djafri dalam bukunya yang berjudul ”Menikmati Keindahan Allah melalui logika dan tandatanda”, menulis : Baiklah, karena kita belum punya sebutan lain kecuali cahaya, maka katakanlah shalat yang diperintahkan oleh Allah sebagai kewajiban kaum muslimin tersebut, didapat dengan melalui kendaraan cahaya Allah. Karena perintah shalat terkait erat dengan cahaya sebagai kendaraan rasul ketika menuju Sidratul Muntaha, maka orang yang melakukan shalat dengan khusyu’ di mana yang menghadap Allah bukan sekedar jasmaninya saja, tetapi pada saat ia mengucapkan takbiratul ihram, pada saat itu juga ruhnya melesat dengan kecepatan yang sangat tinggi menemui Allah rabbul ’alamin, maka jika ia melakukan shalat yang demikian itu pasti ia akan ”mencahaya”. Mukanya menjadi bercahaya, pandangannya bercahaya, tutur katanya bercahaya, perbuatannya bercahaya, dan hatinya juga bercahaya. Ia selalu ramah pada orang lain karena hatinya tawadhu’ akan kebesaran Allah, hidupnya penuh dengan kedamaian, tak pernah dengki dan hasut terhadap orang lain. Kata Allah dalam al-Qur’an surat al-An kabut: 45, artinya, ”Sesungguhnya shalat (yang khusyu’) itu mencegah dari perbuatan keji dan munkar”. Cahaya adalah sesuatu ciptaan Allah yang mempunyai kecepatan tertinggi dalam dunia ini. Orang yang ahli shalat, di dalam dirinya berkumpul cahaya demi cahaya (di sekitar tubuhnya, di wajahnya, dalam perkataannya, dalam pendengarannya, dalam pandangannya, dan dalam hatinya). Mengapa hal ini bisa terjadi? Salah satu alasan yang mungkin rasional adalah karena adanya gerakan-gerakan shalat seperti yang dicontohkan rasulullah SAW. (mari kita lihat gerakan orang shalat). Semua gerakan shalat dibarengi dengan kalimat Allahu Akbar (Allah Maha Besar), kecuali gerakan i’tidal (bangun dari rukuk) dan gerakan penutup shalat yaitu dengan ucapan Salam. Yang perlu digarisbawahi adalah bahwa do’a itu adalah kekuatan dan do’a itu adalah energi. Padahal, setiap ucapan dalam shalat kita adalah do’a. Sehingga, sangat gampang dimengerti bahwa orang yang sedang melakukan shalat dengan khusyuk, seperti halnya ia membangun dan membentuk kekuatan/energi dalam tubuhnya (terlebih lagi dalam qalbunya)
Dalam kata pengantar pada bukunya yang berjudul ‘Mukjizat gerakan Sholat untuk pencegahan dan pengobatan penyakit’, Dr. Sagiran M. Kes menulis: “Apabila doa (ucapan, pikiran) saja sudah mempunyai efek penyembuhan yang begitu nyata, bagaimana dengan sholatnya orang muslim, yang memadukan antara kebersihan fisik / mental (Wudhu), bacaan Sholat (do’a-do’a dan konsentrasi pikiran) dan gerakan anggota badan yang unik dan khas? ibarat perincian resep, bukankah ini bisa menjadi suatu formula yang holistik, komprehensif, terpilih, jelas manfaatnya, bebas efek samping, terjangkau, praktis, dan sebagainya. Mengapa orang keberatan mengkaji Sholat secara ilmiah?
Tentang pengaruh sholat dalam menenangkan ketegangan syaraf akibat insomnia, Dr. Thomas Heslubb menyatakan : “Faktor terpenting untuk bisa tidur, yang saya ketahui melalui pengalaman dan eksperimen selama beberapa tahun adalah dengan cara melakukan “Sholat”. Saya katakan hal ini dalam kapasitas saya sebagai dokter. Sholat adalah cara paling baik untuk mendapatkan ketenangan jiwa dan menenangkan syaraf, sepanjang yang saya ketahui sampai saat ini. Sholat memiliki pengaruh pada perangkat syaraf manusia. Karena menghilangkan ketegangan dan menenangkan pergolakan syaraf sehingga sholat dianggap sebagai pengobatan yang manjur pada penyakit insomnia”.
Menurut penelitian, ada pembuluh darah yang hanya bisa diisi kembali dengan gerakan sujud! ketika bersujud, kita menekan titik pijat untuk otak pada ujung ibu jari kaki sehingga aliran darah di otak kita mengalir dengan lancar dan pikiran kita pun terang. Ketika sujud, kita pun menekan titik anti tegang/gelisah yang terletak di pangkal telapak tangan. Selain itu, sholat telah mencakup Yoga, Hydrotherapy (Wudhu), Meditasi, Relaxation Therapy, Aroma Therapy, Dzikir, Do’a, Olah raga, Koex system, dan lain-lain.
Menurut analisis ilmiah tentang waktu-waktu sholat yang dilakukan oleh Dr. Zahir Qarami, memberikan sesuatu yang sangat berharga kepada kita, berupa hasil analisis medis seputar sholat ashar. Beliau menyatakan bahwa sholat ashar dapat menghindarkan seseorang dari beberapa penyakit jiwa dan fisik. Dr. Zahir Qarami yang merupakan salah seorang peneliti dalam bidang kemu’jizatan medis Al-Qur’an dan As- Sunnah, menegaskan bahwa sholat Ashar menurunkan Hormon Adrenaline yang memuncak produksinya pada batas antara jam 3 sampai jam 4, yang dapat menimbulkan berbagai macam penyakit. Dalam penelitiannya, beliau menemukan kenyataan bahwa ketika manusia menghadapi kesulitan, dan tidak melakukan gerakan dan reaksi fisik, maka hal itu dapat menimbulkan penyakit jiwa dan fisik karena pengaruh meningkatnya Hormon Adrenaline secara terus menerus. Masih menurut Qarami, sesungguhnya meninggalkan Sholat Ashar pada waktunya dapat menimbulkan beberapa penyakit jiwa dan fisik seperti; tekanan darah, syaraf jantung, kegemukan, lemah syahwat, keguguran, kelenjar thyroid, kesulitan datang bulan, migren, katarak, dan sebagainya. Lebih lanjut Qarami yang kelahiran Tunis, juga menyatakan dalam studinya, “Dari studi yang saya lakukan menunjukkan bahwa, Sholat Ashar dapat menyembuhkan berbagai penyakit modern”
“Shalat itu menuntun kita menuju kebenaran, karena kebenaran itu sangat indah dan menakjubkan” (Armis, 2003) * Prof. dr. H. Armis, Sp. B, Sp. OT, FICS, adalah Dokter Spesialis Bedah Orthopedi Guru Besar Ilmu Kedokteran pada Fakultas Kedokteran UGM Yogyakarta.
Selamat Membaca & Semoga Bermanfaat :D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar